Thursday, July 17, 2008

Seminar LSM Bilik Disorot


Rabu, 14 Pebruari 2007
Bahas soal Pasir Laut Kepri di Jakarta

BATAM-Seminar dengan topik "Pengelolaan Pesisir dan Laut Secara Berkelanjutan" yang diselenggarakan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Bina Lingkungan (Bilik) Batam di Hotel Terepa Menteng, Jakarta, Sabtu (10/2) disorot oleh LSM Amdal dan HNSI Kota Batam. Pasalnya LSM Bilik dan Drh Agustar MSi yang menjadi salah seorang pembicara di dalam seminar itu mewacanakan pengerukan pasir laut untuk ekspor di Kepri.

"Terus terang seminar yang digelar LSM Bilik yang dikoordinatori oleh Dendi Purnomo ini menimbulkan pertanyaan bagi kami. Mengapa seminar yang membicarakan tentang pasir laut Kepri justru digelar di Jakarta. Ada apa ini. Sedangkan penyelenggara adalah orang Batam dan peserta juga banyak dari Batam dan Kepri umumnya. Kenapa justru diadakan di Jakarta. Ini sangat mencurigakan," kata Ketua LSM Amdal Lebrata kepada Sijori Mandiri, Selasa (13/2) melalui sambungan telepon yang mengaku sebagai salah seorang dari 21 peserta seminar.

Menurut Lebrata, sebelum seminar itu digelar oleh LSM Bilik, dia juga mendapatkan informasi ada pembahasan intens yang dilakukan pengusaha pasir laut terkait dengan wacana akan diusulkannya kembali eksploitasi pasir laut di Kepri. Dan ia sangat kaget ketika pada seminar LSM Bilik itu ternyata yang dibicarakan hal yang sama.

Menurut Lebrata ada tiga pembicara yang tampil pada seminar itu. Pembicara tersebut adalah Prof Tridoyo dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Dr Agung dari Universitas Diponegoro (Undip) serta Drh Agustar MSi yang nota bene adalah staf ahli Gubernur Kepri Ismeth Abdullah.

Dua pembicara yang berasal dari ITB dan Undip berbicara dari sisi ilmiah tentang pelestarian laut dan pulau kecil. Kedua pembicara itu menurut Lebrata membagikan makalahnya kepada 21 orang peserta yang kebanyakan LSM.

Sementara Drh Agustar MSi yang selama ini dikenal sebagai pengamat politik dan pernah menjadi Ketua KPUD Kota Batam, pada seminar tersebut justru berbicara tentang rencana pendalaman sejumlah alur laut di Kepri yang sudah mulai dangkal. Tapi Agustar tidak membagikan makalahnya kepada peserta seminar. Agustar menurut Lebrata, juga menyinggung kalau pasir hasil pengerukan untuk pendalaman alur laut di Kepri itu memiliki potensi ekonomi yang bisa diekspor ke luar negeri.

"Jadi kita mencurigai ada skenario untuk mengekspor pasir laut dengan alasan memperdalam alur laut di Kepri yang sudah mulai dangkal. Saya merasa ini skenario LSM Bilik. Yang jelas saya dari LSM Amdal menolak keras wacana tersebut," kata Lebrata.

Sementara Ketua DPC HNSI Kota Batam Hermawan SH yang juga diundang pada seminar itu mengaku sebagai orang yang pertama protes dan mempertanyakan ada apa sebenarnya dengan seminar tersebut. Ia menolak adanya rencana pengerukan pasir laut di Kepri yang akan diekspor dengan alasan akan memperdalam alur kapal di sejumlah titik di kepri yang mulai dangkal.

"Saya menolak wacana atau rencana untuk mengeksploitasi kembali pasir laut di Kepri. HNSI ingin bagaimana ada upaya perbaikan dan pelestarian terhadap terumbu karang yang telah rusak selama ini akibat pengerukan pasir untuk kepentingan ekspor," kata Hermawan.

Menurut Hermawan banyak hal yang patut dipertanyakan dari seminar yang dilaksanakan LSM Bilik tersebut. Pertama, tentang tempat penyelenggaraan kok harus di Jakarta. Kedua, kok yang dibicarakan tentang rencana eksploitasi pasir laut atau pendalaman alur laut Kepri padahal jelas-jelas dilarang pemerintah. Ketiga, kapasitas Drh Agustar MSi sebagai staf ahli gubernur yang bukan orang lingkungan. Keempat dari mana biaya penyelenggaran seminar itu oleh LSM Bilik. Kelima, seakan-akan seminar itu sengaja dihindari dari pers.

Diskusi Internal

Sementara itu Koordinator LSM Bilik Dendi Purnomo yang juga pegawai di Otorita Batam ketika dikonfirmasi membenarkan adanya seminar di Hotel Terepa yang diselenggarakan oleh LSM Bilik yang ia pimpin. Ketika diminta penjelasan lebih lengkap mengenai seminar itu, Dendi meminta Sijori Mandiri untuk bertemu langsung dengan dirinya agar kegiatan seminar itu bisa langsung dijelaskannya secara detail.

"Sebaiknya kita besok (Selasa, 13/2) langsung bertemu saja. Karena tak bisa saya jelaskan melalui telepon," kata Dendi melalui telepon, Senin (12/2).

Ketika dihubungi kembali kemarin untuk dikonfirmasi, Dendy mengaku sibuk karena ada rapat mendadak dan mewakilkan kepada Sekretaris LSM Bilik, Haris Muryasani untuk memberikan penjelasan.

Haris ketika ditemui di salah satu kantor di Pusat Perkantoran Firts City Batam Centre mengatakan pada perencanaan semula seminar di Hotel Terepa Menteng Jakarta itu sebetulnya hanya bersifat internal LSM Bilik saja. Namun kemudian berkembang dan diusulkan agar melibatkan LSM-LSM lainnya.

Mengapa harus diadakan di Jakarta? Hal itu sudah biasa bagi LSM Bilik karena itu sudah yang keempat kalinya LSM Bilik melakukan hal yang sama di Jakarta.

Haris membantah kalau pertemuan itu ada membicarakan soal eksploitasi pasir laut. Menurutnya yang dibicarakan oleh Prof Tridoyo dari ITB dan DR Agung dari Undip adalah tentang pelestarian laut dan pulau-pulau kecil.

"Kalau mau tau hasilnya, tunggu saja hasil rangkuman dan masukan dari masing-masing peserta," kata Haris yang didampingi Siska Ketua Bidang Litbang.

Haris sama sekali tidak mengungkapkan kalau Agustar juga sebagai pembicara dalam seminar itu. Ketika ditanya sumber dana seminar, karena semua peserta ditanggung biaya transportasi, penginapan dan akomodasi lainnya, Haris mengatakan uang itu adalah kas LSM Bilik yang disumbangkan 86 orang anggota LSM Bilik yang setiap tahunnya menyumbang Rp1 juta per orang.

Calon Kepala Bapedalda Batam

Pada bagian lain, Koordinator LSM Bilik Dendi Purnomo menurut Ketua DPC HNSI Kota Batam Hermawan SH adalah kandidat kuat yang akan mengisi jabatan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedalda) Kota Batam. Dendi akan menggantikan Mawardi Badar.

Mengetahui LSM Bilik menjadi fasilitator terhadap seminar yang membahas tentang wacana dan rencana tentang ekploitasi pasir laut, maka Hermawan berecana akan mengirim surat ke Gubernur Kepri dan Walikota Batam agar rencana penunjukan Dendi menjadi Bapedalda Kota Batam ditinjau kembali.

"Orang yang menjabat sebagai Kepala Bapedalda harus orang-orang yang peduli terhadap lingkungan. Kalau tidak pencemaran dan kerusakan alam dan lingkungan akan semakin parah," kata Hermawan. (sm/ye)

0 komentar:

  © Blogger template 'Tranquility' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP